Ketika berbicara mengenai budaya, kita harus mau membuka pikiran
untuk menerima banyak hal baru. Budaya bersifat kompleks, luas, dan abstrak.
Budaya tidak terbatas pada seni yang sering kali dilihat dalam gedung kesenian
atau tempat bersejarah, seperti museum. Tetapi, budaya merupakan suatu pola
hidup menyeluruh. Budaya memunyai banyak aspek yang turut menentukan perilaku
komunikatif. Beberapa orang bisa mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain. Hal ini dikarenakan budaya memunyai
keistimewaannya sendiri. Budaya masyarakat satu berbeda dengan budaya
masyarakat yang lainnya, sehingga seseorang harus bisa menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya. Kebudayaan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Budaya adalah sesuatu
nilai khas yang dimiliki, yang membedakan dengan budaya lainnya, contoh budaya
bisa dari segi bahasa, adat istiadatnya, dan pola hidup( lingkungannya), budaya
adalah suatu yang tumbuh secara alami dan turun-temurun. Manusia adalah makhluk
berbudaya,dalam arti bahwa manusia itu memiliki seni, teologi dan cabang-cabang
lainnya (sejarah, sastra dll). Pada umumnya sastra terwujud dalam masyarakat
melalui bentuk tulisan dan juga secara lisan. Dalam kehidupan sehari-hari yan
kita jalani kedua hal tersebut tidak bisa kita pisahkan.Sastra termasuk
seni yang penting dalam kebudayaan karena seni merupakan ekspresi
nilai-nilai kemanusiaan, namun disamping sastra memiliki peranan yang jauh
lebih penting karena sastra menggunakan bahasa, selain memiliki hubungan dengan
bahasa, budaya juga memiliki hubungan dengan prosa. Prosa adalah salah
satu bentuk dari sastra yang menceritakan kisah yang mempunyai pemeran,yang
setiap alurnya mempunyai unsur khayalan atau imajinasi.Istilah kisah rekaan umumnya
dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek. Contoh-contoh prosa lama adalah
dongeng, hikayat, sejarah .Sastra baru meliputi cerita pendek, roman, biografi,
kisah, otobiografi. Kata prosa memiliki persamaan kata ato persamaan arti
dengan narrative fiction, prose fiction ato hanya fiction saja saat kita
membahas sastra yaitu prosa kita tidak bisa lepas dari puisi. Puisi adalah
salah satu sastra. Puisi merupakan bahasa yang berirama dan apabila
dibacakan miliki rentakan alunan, contoh sastra yaitu sajak, syair, pantun,
gurindam, lirik, seloka, mantera dan sebagainya. Ilmu budaya dalam kesastraan
merupakan gabungan unsur seni kebudayaan dengan kebudayaan manusia.
Secara sederhana,
manusia adalah pelaku budaya, sedangan budaya adalah objek yang dilakukan oleh
manusia. Adapun nilai yang dapat diperoleh dari sebuah karya sastra adalah
kesenangan, informasi, memberikan warisan cultural dan memberikan keseimbangan
wawasan.
Ada banyak unsur yang
membentuk budaya, termasuk bahasa, adat istiadat, sistem agama dan politik,
perkakas, pakaian, dan karya seni. Bahasa merupakan perwujudan budaya yang
digunakan manusia untuk saling berkomunikasi, baik melalui tulisan, lisan,
ataupun gerakan. Sebagai perwujudan budaya, bahasa dapat berperan dalam dua
hal:
Sebagai alat untuk
berekspresi, berkomunikasi, mengadakan integrasi, dan adaptasi sosial.
Sebagai alat untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra),
mempelajari naskah-naskah kuno, dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pengaruh Budaya Terhadap
Sastra
Bahasa tidak hanya
memunyai hubungan dengan budaya, tetapi juga sastra. Bahasa memunyai peranan
yang penting dalam sastra karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan
ide/keinginan penulisnya. Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra,
baik itu puisi, novel, roman, bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup
dalam zaman yang berbeda, dan perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian
dalam menentukan warna karya sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa periode
dalam penulisan karya sastra, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan
45, Angkatan 66, dan sebagainya. Setiap periode "mengangkat" latar
belakang yang berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu.
Sebagai contoh,
kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya
masyarakat Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan
perjalanan sejarah Indonesia, "kegelisahan" kultural, dan manifestasi
pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya, kesusatraan zaman Balai Pustaka (1920 --
1933). Karya-karya sastra pada zaman itu menunjukkan problem kultural ketika
Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya Barat. Karya sastra tersebut
memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili golongan tua (tradisional) dan
golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya "lama", seperti
masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi novel
Indonesia pada zaman Balai Pustaka. Sekarang ini, novel Indonesia cenderung
menyajikan konflik cinta, sains, kekeluargaan, dll..
Bagaimana pendapat Anda
mengenai puisi zaman sekarang? Tentu saja ada perbedaan yang sangat kentara,
baik dalam topik yang "diangkat" maupun bahasa yang digunakan.
Sebagai contoh, kumpulan puisi Mbeling karya Remy Sylado, tahun 2005. Sebagian
besar puisi Mbeling yang ia tulis mengangkat kehidupan politik pada saat itu,
seperti korupsi, koruptor, individualisme, dll.. Secara penulisan, beberapa
puisi karya Remy Sylado hanya terdiri 1 -- 2 kata saja dan disusun dengan
tipografi yang unik. Misal, puisi berjudul "Individualisme dalam
Kolektivisme". Puisi ini hanya terdiri dari kata "kita" dan
"aku". Kedua kata ini disusun dengan pola membentuk persegi panjang,
dengan kata "AKU" (kapital) pada titik diagonalnya. Jika dibandingkan
dengan puisi pada zaman Muhammad Yamin, tentu mengalami perbedaan. Meskipun
mengangkat tema yang sama, misalnya politik, tetapi konten penyajian puisi
sangatlah berbeda. Puisi Muhammad Yamin lebih mengangkat sisi perumusan konsep
kebangsaan, meskipun saat itu masih dalam lingkup Sumatera. Jelas sangat
berbeda dengan puisi Remy Sylado, yang lebih condong menyajikan sisi kehidupan
politik sebuah bangsa berkembang dengan kondisi pemerintahan yang kurang baik.
Perbedaan karya sastra
setiap periode bukanlah semata-mata karena ide/gagasan dari penulisnya.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik, dan budaya yang terjadi
pada saat itu. Bahkan, jika kita mau merunut karya sastra dari awal sampai
sekarang, dan meneliti lebih dalam mengenai latar belakang ideologi saat itu,
kita bisa mendapati bagaimana proses perjalanan Bangsa Indonesia. Meskipun
karya sastra di Indonesia bisa dibilang hampir pada posisi "tengah"
-- tidak terlalu menonjol dan tidak terpuruk, namun perlu disadari bahwa budaya
barat sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, turut memengaruhi karya sastra
Indonesia.
Pernahkah Anda mendengar
karya sastra Indonesia modern? Gaya sastra asing (barat) dan pengaruh bentuk
menjadi patokan untuk menyebut sastra Indonesia yang modern. Pada kenyataannya,
ketika pengarang hidup dalam budayanya, ia mencoba untuk menerima tradisi
estetis (gaya barat) dengan budayanya. Penerimaan tradisi estetis tersebut
dituangkan dalam karyanya, dijadikan latar/setting pada tulisannya, sekadar
memberi warna dalam proses kreatif yang ia lakukan. Akibatnya, sastra lama
hanya akan menjadi sebuah artefak. Para peneliti sastra pun menjadi asing
dengan tradisi yang dimiliki oleh sejarah panjang sastra di Indonesia, melalui
karya-karya sastra yang ada.
Budaya dan sastra
memunyai ketergantungan satu sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya,
sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam
sastra. Masinambouw mengatakan bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan
dua sistem yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang
mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu
sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya suatu interaksi.
Pengertian Sastra
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra,
yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau
"pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi"
atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk
merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Kesusasteraan pada
lahiriahnya merupakan wujud dalam masyarakat manusia melalui bentuk tulisan dan
juga wujud dalam bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-harian, kedua bentuk
kesusasteraan sememangnya tidak terpisah dari pada kita. Misalnya, kita akan
mendengar musik yang mengandungi lirik lagu yang merupakan hasil sastra. Dan
kita sendiri pula akan menggunakan berbagai peribahasa dan pepatah yang
indah-indah yang sebenarnya juga merupakan kesusasteraan.
Sastra dibagi menjadi 2
yaitu Prosa dan Puisi. Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan
Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu.
Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh
karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
Pengertian Sastra
Menurut Para Ahli
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan
adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki
efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra adalah suatu
bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 :
68)
Sastra sebagai karya
lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah
kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai
alat, dan bersifat imajinatif.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya
tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa
harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan
atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan
lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu
sebuah kata, bukan sebuah benda
Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra
itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu
sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan
kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya
cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan
bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Bentuk-bentuk
kesusasteraan.
Kesusasteraan dapat
dilahirkan dalam berbagai bentuk bahasa, yakni:
Prosa : merujuk kepada
hasil kesusteraan yang ditulis dalam ayat-ayat biasa, yakni dengan menggunakan
tata bahasa yang mudah. Biasanya ayat-ayat dalam kesusasteraan akan
disusun dalam bentuk karangan. Prosa adalah satu bentuk kesusasteraan yang lebih
mudah difahami berbanding dengan puisi. Contoh prosa : cerpen, novel,skrip
drama,essei dan sebagainya.
Puisi : merujuk kepada
hasil kesusasteraan yang ditulis dengan "tidak menuruti tatabahasa".
Ia sebenarnya tidak terdiri daripada ayat-ayat yang lengkap, melainkan terdiri
daripada frasa-frasa yang disusun dalam bentuk baris-barisan. Puisi merupakan
bahasa yang berirama dan apabila dibaca pembaca akan berasa rentaknya. Contoh
puisi : Sajak, Syair, Pantun, Gurindam, Lirik, Seloka, Mantera dan sebagainya.
Ilmu Budaya dalam Kesusteraan merupakan perpaduan unsur seni kebudayaan dengan
kehidupan manusia, dimana dalam proses kehidupannya manusia sering kali
melakukan sesuatu.
Hubungan Sastra
dan Seni dengan Budaya dihubungkan dengan Prosa
Budaya Indonesia sangat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang ilmu budaya dalam konteks
budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai
berikut:.
Proses pembangunan yang
sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif
berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia,
menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung
sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
PERANAN SASTRA
Karya sastra mempunyai
relevansi dengan masalah-masalah dunia pendidikan dan pengajaran. Sebab itu
sangat keliru bila dunia pendidikan selalu menganggap bidang eksakta lebih
utama, lebih penting dibandingkan dengan ilmu sosial atau ilmu-ilmu humaniora.
Masyarakat memandang bahwa karya sastra hanyalah khayalan pengarang yang penuh
kebohongan sehingga timbul klasifikasi dan diskriminasi. Padahal karya sastra
memiliki pesona tersendiri bila kita mau membacanya. Karya sastra dapat
membukakan mata pembaca untuk mengetahui realitas sosial, politik dan budaya
dalam bingkai moral dan estetika.
Dari dulu sampai
sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra
dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat
memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat
dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat
dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa
merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus
jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi
pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,
keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong
orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan
menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan
nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang
beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan
nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan
mempertajam penalaran seseorang. Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga
menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta.
Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih
indah dan mempesona.
Seni sastra tidak hanya
berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Dalam berbahasa pun mulai
memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya.
Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis
penontonnya. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya yang
mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri.
REFRENSI
Opini
Setelah saya membaca tuliasan diatas saya dapat memahami
bahwa Budaya dan Sastra memang memiliki keterkaitan yang sangat dekat sehingga
tidak dapat terpisahkan satu sama lain, sehingga segala hal yang terdapat dalam
kebudayaan akan tercermin di dalam sastra. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan
bahwa sastra sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau
penutur bahasa. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia berdiri atas suku bangsa
dengan segala keanekaragaman budaya yang tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial,
kesukaan, dan kedaerahan
0 comments:
Post a Comment