Sunday, November 30, 2014

Perulangan dan percabangan pada java.

Postingan Kali ini saya buat untuk menyelesaikan tugas Kuliah Algoritma Pemrograman Java , saya memilih untuk mengulangkaji pelajaran kelompok 3 yaitu Perulangan dan Percabangan pda java. semoga postingan ini dapat bermanfaat buat saya dan bagi para pembacanya. terima -kasih :D

Perulangan atau looping adalah melakukan ulang atau mengulangi  suatu proses sesuai dengan yang diinginkan. Dengan adanya perulangan dalam bahasa pemrograman, pembuat program atau programmer tidak perlu menulis berkali-kali kode program sebanyak perulangan yang diinginkan. Dan juga perulangan membuat program lebih ringan karena kode yang digunakan diminimalkan. 
Perulangan merupakan sebuah kemampuan suatu program untuk melakukan tugas kompleks dilakukan dengan menggabungkan perintah sederhana menjadi struktur kontrol. Dalam bahasa Java, ada 6 struktur tersebut, yaitu blok, perulangan while, perulangan do ... while, perulangan for, pernyataan if, dan pernyataan switch
Dalam membuat sebuah perulangan ada beberapa hal yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Inisialisasi
Inisialisasi adalah tahap dimana kita memberi pengenalan atau memberi nilai pada sebuah inisial atau variabel tertentu yang akan kita gunakan dalam perulangan . Tahap ini dilakukan sebelum memasuki perulangan. Contoh : int i = 0; 

2. Proses
Tahap proses terjadi didalam bagian peruangan yang berisi semua proses yang perlu untuk dilakukan sebuah perulangan.

3. Iterasi
Iterasi adalah suatu kondisi dimana terdapat sebuah metode agar perulangan dapat terus berjalan. Iterasi terjadi di dalam perulangan.

4. Terminasi
Terminasi adalah suatu kondisi yang digunakan untuk menghentikan perulangan. Terminasi sangat dibutuhkan dalam perulangan. Mengapa demikian? Jika tidak adanya terminasi maka perulangan akan terus mengulang dan hasilnya akan terjadi infinite-loop yaitu perulangan yang akan berhenti.

Blok
Sebelum kita mengenal perulangan pada java lebih jauh lebih baik kita mengenal suatu struktur utama pada perulangan yaitu blok,  Blok adalah pernyataan sederhana yang dimulai dengan { dan diakhiri dengan }. Tujuannya untuk mengelompokkan beberapa perintah sehingga lebih dimengerti. 
Misalkan :
perintah suatu pengulangan
}
Pernyataan blok biasanya terdapat dalam struktur kontrol, tetapi sebetulnya tanpa struktur kontrol pun, blok tetap berlaku.
{    
System.out.println("Hallo");   
 System.out.println("Dunia");

 
 Contoh sederhana penggunaan blok ini adalah dalam subrutin main() yang kita lakukan pada contoh-contoh sebelumnya. Berikut ini adalah 2 contoh penggunaan blok.




{ // blok ini digunakan untuk menukar isi variable 
x dan y   
 int temp; 
   temp = x;
    x = y;
   y = temp;

 
 








                                                                                                                               

PERULANGAN FOR PADA JAVA

Perulangan
 for biasanya digunakan untuk perulangan yang sudah jelas diketahui, jadi maksudnya sudah jelas diketahui adalah, kita sudah mengetahui batas untuk dilakukannya berapa kali perulanganan. Deklarasi penggunaan for adalah sebagai berikut :
for (pernyataan1; pernyataan2; pernyataan3){
    statement
}
NOTE :
pernyataan1 : digunakan untuk memberikan sebuah inisialisasi terhadap variabel pengendali perulangan. Contohnya : int i =0 atau i = 1;
pernyataan2 : digunakan untuk kondisi untuk keluar dari perulangan.
Contohnya : i < 10;
pernyataan3 : digunakan untuk mengatur kenaikan nilai variabel pengendali.
Contohnya : i++;

Jadi kalau teman-teman ingin lebih mengerti, langsung saja seperti membaca biasa, misalnya :
for (int i = 0 ; i < 10; i ++ )
jadi kita langsung membacarnya dengan cara , untuk perulangan for dengan variabel i sama dengan 0 (int i = 0), jika nilai i kurang dari 10 (i<10 i="" maka="" nbsp="">i  akan bertambah (i++).
Contoh : 
import java.util.Scanner;
public class UlangForAzim  {
public static void main (String [] args) {
  int maksi;
  int maksiawal = 1;
System.out.println("Program deret bilangan ganjil FOR Java");
Scanner input = new Scanner (System.in);
System.out.print("Masukkan angka maksimal : ");
  maksi = input.nextInt();
  for (maksiawal=1; maksiawal<maksi; maksiawal+=2)
  System.out.println(" " +maksiawal);
}
}



PERULANGAN WHILE PADA JAVA
  perulangan while biasanya digunakan pada saat kita tidak mengetahui jumlah perulangan yang akan dilakukan tapi mengetahui kondisi atau syarat dilakukan . Perulangan While  merupakan perulangan yang berguna untuk terus melakukan proses perulangan selama kondisinya benar (true) dan berhenti apabila salah (false). misalnya.


 

Contoh program : 
- Program deret bilangan ganjil WHILE Java
import java.util.Scanner;
public class UlangWHILEAzim  {
public static void main (String [] args) {
  int maksi;
  int maksiawal = -1;
System.out.println("Program deret bilangan ganjil WHILE Java");
Scanner input = new Scanner (System.in);
System.out.print("Masukkan angka maksimal : ");
  maksi = input.nextInt();
  while (maksiawal < maksi) {
  maksiawal += 2;
  System.out.println(" " +maksiawal);
  }
System.out.println();
}
}
sintaks perulangan while berbeda dengan for,   di dalam kurung hanya ada kondisi, jika dengan for harus ada variabel, kondisi, dan pengubah. Dan pengubah berada didalam  perulangan (a++
Output :  
Contoh : 

sintaks perulangan while berbeda dengan for,   di dalam kurung hanya ada kondisi, jika dengan for harus ada variabel, kondisi, dan pengubah. Dan pengubah berada didalam  perulangan (a++


PERULANGAN Do WHILE PADA JAVA

Do while loop mirip dengan while loop. Statement didalam do-while loop akan dieksekusi beberapa kali selama kondisi bernilai true. Perbedaan antara while dan do while loop adalah dimana statement didalam do while loop dieksekusi sedikitnya satu kali.
Contoh program :
 import java.util.Scanner;
public class UlangDOWHILE  {
public static void main (String [] args) {
  int azim;
  int maksiawal = 1;
System.out.println("Program deret bilangan ganjil DO WHILE Java");
Scanner input = new Scanner (System.in);
System.out.print("Masukkan angka maksimal : ");
  azim = input.nextInt();
  do {
  maksiawal += 2;
  System.out.println(" " +maksiawal);
  }while (maksiawal < azim);
}
}

perhatikan! penggunaan while diletakan diakhir itu artinya pengecekan kondisi dilakukan pada akhir. 
Percabangan
Percabangan adalah suatu keadaan dimana pernyataan dapat dieksekusi apabila suatu  kondisi memenuhi syarat untuk mengerjakan pernyataan tersebut

Percabangan pada Java ada 2 yaitu :
  • if
Percabangan if merupakan percabangan yang melibatkan lebih dari satu kondisi dam penggabungan beberapa if dan bisa juga digabungkan menjadi if-else
  • Switch
percabangan switch memberikan suatu cara untuk mengatasi banyak kemungkinan bermunculan dengan cara memberikan nilai variabel atau pernyataan tunggal.

PERCABANGAN IF PADA JAVA
Percabangan if di java menyatakan pernyataan akan diekseskusi jika memenuhi syarat atau kondisi tertentu. Sintaks percabangan ini adalah sebagai berikut : 

If(kondisi){  Statemen1;  Statemen2;

Contoh Program
class teskeputusan{
public static void main (String[] args) {
     char jeniskelamin='w';
     //nested if
     if (jeniskelamin=='L')
           System.out.println("Cowok");
     else if (jeniskelamin=='P')
           System.out.println("Cewek");
     else
           System.out.println("Banci");

//tenary
           System.out.println(jeniskelamin=='P'? "Dia Pasti Cowok." : "Dia Pasti Cewek");

PERCABANGAN SWITCH
Pernyataan switch memberikan suatu cara untuk mengirim bagian program berdasarkan nilai suatu variabel atau pernyataan tunggal. Percabangan switch dimaksudkan untuk menangani banyak kemungkinan kemunculan.
Bentuk umum percabangan switch :
Switch ()
Case 1 (kondisi 1 )
Break;
Case2 (Kondisi 2)
Break ;
Contoh :
//switch case
switch (jeniskelamin){
     case 'L' : System.out.println("Cowok");
     break;
     case 'P' : System.out.println("Cewek");
     break;
     default : System.out.println("Banci");
     break;
}}}





Wednesday, November 26, 2014

Softskill makalah manajemen proyek dan resiko

 softskill makalah manajemen proyek dan resiko

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah softskill ”MANAJEMEN PROYEK & RESIKO”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing yang telah membimbing kami.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun kepada pembaca umumnya.



                                                                                                Bekasi , 26 November 2014


                                                                                                           
                                                                                                            Penyusun
                                                                                                          Kelompok 1




DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. Project Cost Manajemen

I. 1 Pengertian Cost dan Project Cost Manajemen
I. 2 Pentingnya Project Cost Manajemen
I. 3 Tahapan Biaya Manajemen Proyek
I. 4 Masalah – Masalah dengan Estimasi Biaya IT
I. 5 Cost Estimation Tools & Techniques
I. 6 Constructive Cost Model ( COCOMO )
I. 7 Cost Control
I. 8 Earned Value Management (EVM)
I. 9 Tipe – Tipe Estimasi Biaya
I. 10 Klasifikasi Biaya Untuk Prediksi Prilaku Biaya
I. 11 Klasifikasi Biaya Untuk Pengambilan Keputusan

BAB II. Project Quality Management

II. 1 Pengertian Kualitas
II. 2 Pengertian Manajemen Kualitas
II. 3 Manajemen Kualitas Proyek
II. 4 Continuous Quality Management
II. 5 Proses Manajemen Model
II. 6 Syarat Penggunaan dalam Quality Manajemen
II. 7 Quality Assurance
II. 8 Total Quality Manajemen
II. 9 Sistem manajemen Kualitas
II. 10 Deskriptif /preskriptif
II. 11 Definisi Sistem
II. 12 Penilaian Terhadap Sistem
II. 13 Teknologi Konstruksi
II. 14 Pentingnya Sistem Manajemen Kualitas







BAB 3
Grup Proses Manajemen Proyek



Dalam sebuah manajemen proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Dan tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu grup proses.

Dalam manajemen proyek terdapat 5 grup proses :

a. Inisisasi yaitu dilakukannya pendefinisian proyek
b. Perencanaan Proyek yaitu mendefinisikan dan merinci tujuan proyek, serta merencanakan aktivitas – aktivitas yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek itu sendiri dan sesuai batasan yang telah disepakati.
c. Eksekusi yaitu mengintegrasikan semua sumber daya yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan proyek, dengan melaksanakan apa yang sudah direncanakan.
d. Kontrol : mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
e. Akhir melakukan formalisasi hasil proyek berupa barang atau jasa yang dihasilkan dari proyek.


Hubungan antara Grup proses dan area Knowledge

Knowledge berperan penting dalam sebuah manajemen proyek terutama dalam pengawasan grup proses manajemen proyek. Dimana grup proses adalah suatu rencana demi kelancaraan proyek agar lebih mudah dalam memulai proyek dan tugas knowledge ialah memonitor segala hal dari berbagai aspek yang terjadi didalam grup proses.

Memilih Metodologi Manajemen Proyek

Sebuah perusahaan vendor IT atau vendor apapun yang hidup matinya bergantung pada keberadaan proyek, memiliki masalah yang sama dalam menentukan metodologi apa yang cocok untuk digunakan dalam pengerjaan proyek. Dalam dunia IT lebih dalam lagi akan ada pertanyaan metodologi apa yang cocok untuk pengembangan software atau untuk digunakan sebagai acuan Software Development Life Cycle (SDLC).
Pengalaman membuktikan, tidak adanya kejelasan metodologi yang jelas yang digunakan perusahaan akan membuat proyek berjalan tanpa arah dan akan sangat tergantung dari individu manajer proyeknya. Jika kondisi itu berlangsung pada proyek yang kompleks dan ditangani oleh manajer proyek yang tidak berpengalaman maka akan berakhir pada kegagalan proyek. Bagi orang yang lebih tinggi yaitu atasan dari manajer proyek, hal tersebut akan membuat proyek-proyek tidak bisa dimonitor apalagi dikontrol.
Memilih metodologi proyek memang bukan hal yang mudah. Kita tau ada berbagai macam metodologi mulai yang general, yang bisa diimplementasikan pada proyek apapun seperti PMBOK, PRINCE2 maupun yang spesifik untuk domain tertentu misalnya SWEBOK, XP, Scrum yang digunakan pada proyek development software. Masing-masing metodologi memiliki keuntungan dan kita perlu untuk TIDAK memilih begitu saja satu metodologi karena saya percaya tidak ada metodologi yang "one size fits all."
Kita dapat mengelaborasikan beberapa metodologi dan membuatnya pesifik untuk perusahaan dengan catatan metodologi tersebut didefinisikan agar sesuai dengan sifat dari proyek-proyek yang ada dan sebisa mungkin masih dapat disesuaikan (tailored) sesuai dengan besarnya proyek.Untuk mengelaborasi metodologi, sebaiknya kita mulai dengan studi beberapa metodologi yang sudah ada. Ada baiknya kita membuat listing yang lengkap dari metodologi yang yang sudah ada, mempelajarinya secara high level, kemudian menentukan yang menjadimain interest, lalu melakukan klasifikasi seperti yang dijelaskan sebuah artikel "Defining & Classifying Project Management Methodologies." Berikut ini gambaran level dari klasifikasi metodologi manajemen proyek dari artikel tersebut.


Ada baiknya perusahaan membuat sebuah referensi metodologi manajemen proyek pada Level 3 (Organization specific, customized methodology). Yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diadaptasi menjadi L4 maupun L5 sesuai kemampuan manajer proyek.
Sebuah kesimpulan yang menarik terkait pemilihan metodologi ini dapat kita lihat dari artikel "Methodology Per Project". Menurut penulis artikel tersebut, Alistair Cockburn, metodologi memiliki sepuluh elemen dasar yaitu: roles, skills, activities, techniques, tools, teams, deliverables, standards, quality measures dan project values. Tidak semua metodologi mencakup semua elemen tersebut, semakin besar proyek maka harus semakin besar metodologinya artinya aspek elemen yang dicakup harus semakin lengkap. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengelaborasi beberapa metodologi.
Lebih jauh lagi, perusahaan seharusnya tidak hanya mendefinikan acuan metodologi tetapi sebuah common frame of reference yang mencakup
• A common project management model.
• Companywide project management training programs.
• Project management career development.
• Knowledge-sharing activities.

Studi Kasus : JWD Consulting’s Project Management Intranet Case Study : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site kami merangkum bahwa Manajemen Proyek terdiri dari beberapa proses, sbb:

1.Initiating
2.Planning
3.Executing
4.MonitoringandControlling
5.Closing

1.Initiating
Inisiasi merupakan tahap pengenalan dalam memulai proyek baru, dan memastikan bahwa pada tahap ini proyek akan dijalankan dengan benar.

Input : Mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan, menganalisis kebutuhan yangdiperlukan dalam membangun proyek dan memperkirakan resiko-resiko yang akan muncul.

Output :
-Project charter terselesaikan dan disepakati.
-Terpilihnya Manajer Proyek
-Teridentifikasinya pihak-pihak yang berkepentingan.- Business case terselesaikan.


2. Planning

Tujuan utama dari perencenaan proyek adalah untuk memandu pelaksanaan proyek


Input : Berupa output-an dari proses inisiasi sebelumnya.

Output:
- Ditentukannya lingkup proyek
- Adanya kontrak tim
- Adanya WBS
- Scheduled Project terbentuk.
- Adanya daftar dari resiko yg diprioritaskan.


3. Executing


Proses executing proyek diperlukan untuk memastikan bahwa aktifitas dalam perencanaan proyek terpenuhi

Input:Berupa output dari proses perencanaan (planning).

Output:
- Mengimplementasikan solusi dari masalah-masalah yang ada.
- Mengetahui data performansi kerja dari tim.
- Perencanaan Manajemen Proyek (diperbaharui).
- Terkualifikasinya daftar penjual.


4. Monitoring and Controlling

Adalah pengukuran dan pemantauan perkembangan secara berkala akan tujuan proyek untuk memastikan adanya kecocokkan antara progress dgn rencana awal proyek, selain itu untuk memantau setiap penyimpangan yang ada dari rencana awal.

Input: Berupa output-an dari proses sebelumnya

Output:
- Adanya recommended corrective actions, preventive actions, dan defect repair.
-Terukurnyaperformansi.
- Terukurnya kontrol kualitas.
- Resolved Issues.

5. Closing
Meraih lebih banyak lagi stakeholders dan pelanggan yang menerima layanan ataupun produk akhir kita.

Output :
- Final Product, service or result.
- Menutup kontrak.
- Dokumentasi.

Jadi, dari diskusi kelompok, kami menyimpulkan bahwa input dan output dari tiap proses dalam Case Study : JWD Consulting’s Project Management Intranet Site , ada


Inisiasi Proyek

Inisiasi proyek merupakan tahap awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan. Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk dan berakhir ketika manajer proyek diberikan otoritas juga petunjuk untuk memulai perencanaan.


Dokumen Inisiasi

Merupakan dokumen yang berisi tentang tahap awal kegiatan awal yang sudah dibentuk sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan oleh tim proyek.
Rencana Proyek
Adalah sebuah kerangka gagasan – gagasan dalam menjalankan sebuah manajemen proyek dan demi mensukseskan apa yang menjadi tujuan manajemen proyek itu dibuat.

Eksekusi Proyek dan Pengawasan Proyek

Dengan definisi proyek yang jelas dan terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan guna memantau dan mengontrol pelaksanaan proyek jugapenyelesaian deliverables sebagai hasil akhir proyek.



BAB 4
Project Integration Management

Integrasi Manajemen Proyek adalah proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa unsur-unsur berbagai proyek dikoordinasikan secara efektif. Integrasi manajemen adalah praktek membuat sesuatu di setiap bagian dari proyek ini adalah terkoordinasi.
Kunci sukses keseluruhan proyek : Project Integration Management yang baik.
• Manajer Proyek harus mampu mengintegrasikan seluruh knowledge area selama project life cycle berlangsung
• Kebanyakan manajer proyek terlalu berfokus pada halhal yang detail tetapi melupakan big picture dari proyek yang sedang dikerjakan
• Manajemen Integrasi Proyek, bukanlah integrasi perangkat lunak
• Manajemen Integrasi Proyek: termasuk Interface
• Management (identifikasi dan manajemen poin-poin interaksi antar elemen-elemen dalam proyek

Proses dan overview Project Integration Management

Sembilan proses project integration management dapat menjelaskan bidang ilmu dan berbagai pengalaman praktis di manajemen proyek, dari sudut pandang komponen-komponen prosesnya. Proses-proses tersebut diorganisasikan menjadi sembilan bidang ilmu yang akan dijelaskan dibawah ini:

• Manajemen Lingkup Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan, agar dapat
dipastikan bahwa proyek telah mencakup seluruh pekerjaan yang benar-benar
dibutuhkan, agar proyek berhasil diselesaikan. Terdiri dari persiapan, perencanaan
lingkup, penetapan lingkup, verifikasi dan pengendalian perubahan lingkup.


• Manajemen Waktu Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai tepat waktu. Terdiri dari penetapan aktifitas,
pengurutan aktifitas, perkiraan lama aktifitas, serta penyusunan dan pengendalian
jadwal.

• Manajemen Biaya Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan agar dapat
dipastikan proyek selesai, sesuai dengan anggaran yang disetujui. Terdiri dari
perencanaan sumber daya, perkiraan biaya, anggaran biaya dan pengendalian biaya.

• Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan
untuk menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek, secara paling
efektif. Terdiri dari perencanaan organisasi, perekrutan staff dan pembangunan tim
kerja.

• Manajemen Komunikasi Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk dapat dipastikan agar informasi proyek dapat dikumpulkan, disusun, disebar, dan
disimpan. Terdiri dari perencanaan komunikasi, distribusi informasi, pelaporan
kinerja,danpenyelesaian administratif.

• Manajemen Resiko Proyek, menjelaskan proses-proses yang berhubungan dengan
pengidentifikasian resiko, kuantifikasi resiko, penyusunan penanggulangan resiko
dan pengendalian penanggulangan resiko.

• Manajemen Pengadaan Proyek, menjelaskan proses-proses yang dibutuhkan untuk
menghasilkan barang atau jasa dari pihak lain. Terdiri dari perencanaan pengadaan,
perencanaan tata cara undangan ke peserta, rapat undangan peserta, pemilihan
peserta, pemilihan mitra, pelaporan serta administrasi kontrak kerja dan
penyelesaian kontrak.

• Manajemen Integrasi Proyek, menjelaskan berbagai proses yang dibutuhkan, agar
dapat dipastikan, berbagai elemen dari proyek dikoordinasikan dengan baik.
Manajemen integrasi terdiri dari pembuatan rencana proyek, pelaksanaan rencana
proyek dan pengendalian perubahaan secara keseluruhan

Kerangka kerja integrasi manajemen proyek. Pengembangan, atribut, dan elemen umum dari sebuah
rencana proyek .

Berpikir tentang proyek, sama artinya dengan menuangkan gagasan-gagasan dalam sebuah kerangka konsep. Semakin matang konseptualisasi sebuah proyek, semakin mudah perencana proyek merunut semua aktivitas yang berjalan dalam rentang waktu pelaksanaan proyek hingga titik pencapaian tujuan. Berawal dari tahap inilah, suatu proyek diperkirakan kelayakannya. Selanjutnya konsepsi dituangkan dalam sebuah perencanaan yang biasanya berbentukproposal.

Bersamaan dengan terbitnya gagasan, penyusunan konsep dan proposal, kerangka kerja manajemen proyek mulai dilaksanakan. Di dalam kerangka kerja, lebih dulu disepakati terminologi dan pandangan terhadap proyek yang akan dilakukan. Sedemikian rupa harus dipahami tentang konteks penerapan proyek, gambaran jelas tentang lingkungan proyek yang akan direncanakan, dan cara memahami berbagai proses interaksi yang secara umum terjadi dalammanajemenproyek.

Manajemen proyek dalam hal ini berarti penerapan pengetahuuan, ketrampilan, sarana dan teknik untuk menjalani segala aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Ruang lingkup pengetahuan tentang manajemen proyek (project management knowledge)meliputi: :

(i) manajemen integrasi proyek, terdiri dari ;
pengembangan perencanaan proyek, pelaksanaan proyek dan kontrol terhadap perubahan secara terpadu. Ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh elemen proyek terkoordinasidenganbaik.

(ii) manajemen ruang lingkup proyek ;
Dimulai pada saat proyek ditetapkan lalu tahap perencanaan, perumusan proyek, verifikasi proyek hingga pengawasan, sehingga dipastikan pekerjaan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan syarat keberhasilan proyek.

(iii) manajemen waktu ;
mulai dari merumuskan aktivitas-aktivitas, tahapan aktivitas, perkiraan waktu yang dibutuhkan, penyusunan jadwal hingga kontrol kerja. Manajemen waktu penting dalam memperkirakan berapa panjang waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek sehingga dijamin selesai pada waktunya.

(iv) manajemen biaya ;
meliputi perencanaan sumber daya, perkiraan besarnya biaya, penganggaran hingga kontrol pembelanjaan. Hal ini penting, terutama untuk pengajuan dana proyek kepada donor sehingga dalam pelaksanaannya proyek dipastikan selesai sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan.

(v) manajemen mutu ;
dimulai dari perencanaan mutu, jaminan dan kontrol, penetapan standar yang ingin dicapai suatu proyek penting sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan bagi pelaksana proyek maupun pihak-pihak lain (stakeholder).

(vi) manajemen sumber daya manusia (SDM) ;
mulai dari perencanaan organisasi, persiapan staf dan persiapan tim karena sebuah tim pelaksana proyek harus terdiri atas manusia-manusia yang memiliki kemampuan, dedikasi dan integritas. Manajemen SDM ini penting untuk menyusun komposisi SDM yang efektif bagi pelaksanaan proyek.

(vii) manajemen komunikasi proyek, terdiri atas ;
perencanaan komunikasi, sistem penyebaran informasi, pelaporan kinerja dan aspek administratif lain, ini untuk memastikan informasi seputar pelaksanaan proyek dapat dikelola denganbaik.

(viii)manajemen resiko ;
mulai dari identifikasi resiko, perencanaan manajemen resiko, analisa kualitatif dan kuantitatif resiko, perencanaan respon, monitoring dan kontrol resiko yang mungkin muncul (butir ini paling jarang dipersiapkan oleh sebagian besar pelaksana proyek, sehingga ketika muncul krisis tidak mampu menanggapi dengan cepat dan tepat). Proses ini erat kaitannya dengan identifikasi, analisis dan respon terhadap resiko yang muncul.

(ix)manajemen pengadaan ;
mulai dari perencanaan pengadaan, perencanaan kebutuhan sumber daya hingga segala urusan administrasi kontrak-kontrak, bagian ini tampaknya sepele, tapi menjadi penting ketika ditemukan bahwa pelaksana proyek perlu bantuan dari pihak luar atau pihak lain, misalnya dari donor, mitra kerja ataupun dari pemerintah.


Contoh Outline untuk a Software Project Management Plan (SPMP).

Analisis Stakeholder dan contohnya.
STAKEHOLDERS ANALYSIS
• Dokumen stakeholder analysis merupakan dokumen yang penting (dan sensitif), karena memberikan informasi mengenai stakeholder berkaitan dengan
1. nama dan organisasi stakeholder
2. peranannya dalam proyek
3. fakta-fakta unik mengenai stakeholder
4. level keterlibatannya dan
5. ketertarikannya akan proyek saran-saran untuk menjaga relasi dengan stakeholde
Contohnya :

Eksekusi rencana proyek dan ketrampilan penting yang di butuhkan

1. Eksekusi Proyek adalah tahap melaksanakan pekerjaan yang telah digambarkan dalam project plan
2. Mayoritas waktu dan uang digunakan dalam eksekusi proyek
3. Area aplikasi proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, karena selama eksekusi proyek inilah produk dari proyek dihasilka
4. Mengelola eksekusi proyek


Keterampilan penting dalam eksekusi proyek

• Kepemimpinan
• Komunikasi
• Politik
• Kemampuan menggunakan tools dan techniques
1. Work Authorization System: menjamin orang yang memiliki kualifikasi yang cukup, melakukan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dan dengan urutan yanag benar
2. Status Review Meetings: rapat terencana dan terjadwal yang digunakan untuk saling bertukar informasi mengenai proyek yang sedang berjalan
3. Project Management Software: perangkat lunak khusus yang digunakan dalam manajemen proyek

Alat dan teknik eksekusi proyek :
• Metodologi manajemen proyek
• Manajemen proyek sistem informasi






Integrated change control dan process pada proyek TI

INTEGRATED CHANGE CONTROL

• Termasuk di dalamnya mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengelola perubahan selama project life cycle

• Tujuan utama pengendalian perubahan
1. Memperhitungkan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan dalam rangka menjamin bahwa perubahan menguntungkan (cross check scope, time, cost & quality).
2. Menentukan apakah perubahan sudah terjadi
3. Mengelola perubahan yang terjadi

KONTROL PERUBAHAN DALAM PROYEK IT

1. Pandangan lama: Tim Proyek harus melakukan apa yang sudah direncanakan tepat waktu dan tepat biaya.
2. Masalahnya: Stakeholders jarang sekali menyetujui batasan proyek di awal, serta waktu dan estimasi biaya seringkali tidak akurat.
3. Pandangan Modern: Manajemen Proyek adalah proses komunikasi dan negosiasi yang konstan.
4. Solusi: Perubahan seringkali memberikan keuntungan dan tim proyek harus membuat rencana untuk mengakomodasi perubahan tersebut.

Change Control System dan Change Control Boards (CCBs)

SISTEM KONTROL PERUBAHAN

1. Adalah proses yang terdokumentasi yang menggambarkan kapan dan bagaimana dokumendokumen proyek dan pekerjaannya dapat diubah
2. Menggambarkan orang yang berwenang untuk¢membuat perubahan dan bagaimana cara membuat perubahan tersebut
3. Seringkali melibatkan Change Control Board(CCB), manajemen konfigurasi dan proses untuk mengkomunikasikannya

CHANGE CONTROL BOARD

1. Kelompok formal dari orang-orang yang bertanggung} jawab untuk menyetujui atau menolak perubahan dalam proyek CCB harus memberikan panduan untuk mempersiapkan} perubahan, mengevaluasi perubahan dan mengelola implementasi perubahan yang disetujui.
2. Anggota CCB biasanya terdiri} atas stakeholders dari keseluruhan organisasi.
3. Masalah yang dihadapi: CCB jarang bertemu dan} membuat keputusan akan perubahan membutuhkan waktu rapat yang panjang, padahal proyek harus terus berjalan karena dibatasi oleh waktu yang telah disepakat.






MANAJEMEN KONFIGURASI

1. Cara menjamin bahwa deskripsi dari produk yang dihasilkan sudah benar dan lengkap
2. Berkonsentrasi pada identifikasi dan mengendalikan karakteristik produk berdasarkan fungsional dan desain fisik produk
3. Spesialis manajemen konfigurasi bertugas untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan
4. konfigurasi, mengendalikan perubahan, mencatat dan melaporkan perubahan, serta audit produk-produk dalam rangka verifikasi kesesuaiannya dengan requirement.
Grup Proses Manajemen Proyek
Dalam Manajemen Proyek terdapat sejumlah proses yang saling berkaitan, tiap-tiap proses tersebut membentuk suatu group proses.
Dalam manajemen proyek terdapat 5 group proses yaitu :
• Inisiasi Proyek
• Perencanaan Proyek
• Eksekusi Proyek
• Kontrol Proyek
• Penutupan/akhir proyek



Inisiasi Proyek
Pada manajemen proyek, fase inisiasi merupakan batu pijakan penting untuk memulai sebuah proyek. Dalam fase inilah, tiga poin utama yaitu lingkup pekerjaan, harga dan jadwal ditentukan. Penentuannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan pemilik proyek dan penerima pekerjaan, atau hanya berdasarkan keputusan pemilik proyek. Di sini, keahlian negosiasi akan berperan banyak. Biasanya, dalam proyek yang melibatkan pihak pemerintahan, harga dan jadwal sudah ditentukan berdasarkan penetapan anggaran di tahun yang sedang berjalan. Oleh karena itu, penerima pekerjaan perlu bernegosiasi untuk masalah lingkup pekerjaan supaya tidak ada kerugian di kedua belah pihak.

Perencanaan Proyek
Perencanaan adalah sebuah proses yang berulang-ulang : rencana akan ditinjau secara terus menerus sesuai dengan perkembangan proyek dan sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik dari anggota tim. Perencanaan memang merupakan pekerjaan yang sangat sulit, tetapi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Banyak proyek menjadi kacau dikarenakan tidak adanya perencanaan.

Eksekusi Proyek
Sebuah rencana eksekusi suatu proyek sangat erat kaitannya dengan estimasi biaya, dimana keduanya saling bergantung dan tidak akan terpenuhi keduanya secara total jika satu diantara keduanya tidak terselesaikan. Biasanya manager suatu proyek tidak terikat secara langsung dalam sebuah jadwal yang kompleks dari sebuah proyek apalagi jika itu adalah sebuah proyek yang berskala besar. Tapi yang harus disadari seorang manajer proyek harus memastikan bahwa proyek harus berjalan apapun hambatan yang mungkin dihadapi.

Kontrol Proyek
Mengukur dan memonitor secara berkala kemajuan proyek serta mengidentifikasi adanya penyelewengan pelaksanaan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

Akhir Proyek
Melakukan formalisasi hasil proyek, berupa produk, servis, ataupun hasil khusus dari proyek
Mengelola proyek terdiri dari pelaksana kegiatan ditetapkan untuk mencapai tujuan proyek. Kegiatan proyek ini atau proses yang lebih atau kurang sama untuk hampir semua proyek. Tapi tergantung pada proyek, stres pada setiap proses akan ditentukan oleh Manajer Proyek dan tim proyek.
Mari kita lihat definisi umum dari proses sebelum masuk ke proses kelompok.
* Proses adalah serangkaian tindakan yang saling terkait & kegiatan yang dilakukan untuk mencapai produk pra-ditentukan, hasil, atau layanan.
* Setiap proses ditandai dengan input, alat & teknik yang dapat diterapkan, dan output yang dihasilkan. [1]
Masukan adalah prasyarat atau kriteria entri untuk memulai proses. Output kriteria keluar atau hasil dari proses yang proses berakhir. Alat & teknik metode diterapkan pada kriteria entri untuk mencapai hasil yang dibutuhkan. Output dari satu proses umumnya menjadi masukan untuk proses lain
atau deliverable proyek. Mendefinisikan batas-batas setiap proses memastikan kontrol yang lebih baik atas seluruh proyek dan tujuan proyek.
Proses manajemen proyek dikelompokkan ke dalam 5 kategori berbeda yang disebut sebagai Kelompok Proses. Mereka adalah: Memulai, Perencanaan, Pelaksana, Pemantauan & pengendalian dan Penutupan. Kelompok-kelompok ini proses memberikan bimbingan dalam menerapkan proyek manajemen pengetahuan dan keterampilan yang sesuai selama proyek.
• Memulai Kelompok Proses - Proses tersebut dilakukan untuk mendefinisikan sebuah proyek baru atau sebuah fase baru dari proyek yang sudah ada dengan memperoleh izin untuk memulai proyek tersebut. Berikut adalah Input, Peralatan & Teknik, Output (ITTO) dalam bentuk Mind Map untuk Memulai Proses Kelompok Proses .
• Proses Perencanaan Kelompok - Orang proses yang diperlukan untuk menetapkan ruang lingkup proyek, menyempurnakan tujuan, dan menentukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan bahwa proyek ini dilakukan untuk mencapai.
• Pelaksana Kelompok Proses - Proses tersebut dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditetapkan dalam rencana manajemen proyek untuk memenuhi spesifikasi proyek.
• Monitoring dan Pengendalian Proses Kelompok - Orang-proses yang diperlukan untuk melacak, review, dan mengatur kemajuan dan kinerja proyek; mengidentifikasi area di mana perubahan rencana yang diperlukan, dan memulai perubahan yang sesuai.
• Penutup Proses Kelompok - Proses tersebut dilakukan untuk menyelesaikan semua kegiatan di semua Grup Manajemen Proyek Proses untuk secara resmi menutup proyek.
Aku menambahkan peta pikiran kelompok proses manajemen proyek dan proses sesuai PMBOK 4th Edition dalam pos lain - di sini
Setiap salah satu dari kelompok ini proses telah didefinisikan dengan baik interaksi antara mereka. Juga, kelompok-kelompok ini mirip proses Deming PDCA (Plan-Do-Check-Act).
Dalam kasus proyek-proyek besar, masing-masing proses proses kelompok dapat diulang untuk setiap fase bukannya mendefinisikan kelompok proses untuk keseluruhan proyek. Ini upaya ekstra memberikan kontrol lebih besar atas proyek.
Catatan tentang Siklus Deming
Edward Deming mengusulkan model yang sangat baik untuk menganalisis proses bisnis di tahun 1950. Model lingkaran umpan balik Nya dapat dimanfaatkan untuk proses siklus yang mengambil masukan dari output dari siklus sebelumnya.
* RENCANA: datang dengan komponen proses baru atau diubah untuk meningkatkan hasil. Secara langsung berhubungan dengan kelompok proses perencanaan dalam Manajemen Proyek. Entah rencana baru yang dibuat selama awal proyek atau rencana dimodifikasi & baselined ulang berdasarkan masukan dari proses proyek lainnya.
* DO: Melaksanakan rencana dan mengukur kinerjanya. Secara langsung berhubungan dengan kelompok proses eksekusi.
* PERIKSA: Menilai pengukuran dan melaporkan hasilnya kepada pengambil keputusan. Secara langsung berhubungan dengan pemantauan dan pengendalian proses kelompok.
* ACT: Menentukan perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan proses. Ini adalah permintaan perubahan dan perubahan proses output dari pemantauan & pengendalian proses. Manajer Proyek & tim manajemen meninjau semua permintaan perubahan / rencana yang dibutuhkan & perubahan proses dan menyetujui mereka.
REFERENSI :

http://apk.blog.ittelkom.ac.id/blog/files/2011/02/MPTI41.pdf
http://yankumala.wordpress.com/2011/10/08/grup-proses-manajemen-proyek-dan-integrasimanajemen-proyek/
http://muamergani.blogspot.com/2010/10/project-integration-management.html http://xyz2110.blogspot.com/
http://hendri31.blogspot.com/2011/10/project-integration-management.html/http://ejlp.blogspot.com/2010/05/memilih-metodologi-manajemen-proyek.html/http://indiegocreativity.blogspot.com/2010/03/mpti-case-study-jwd-consultings-project.html/http://hendri31.blogspot.com/2011/10/grup-proses-manajemen-proyek_29.html/http://leadershipchamps.wordpress.com/2008/03/03/project-management-process-groups/
http://ricky-1492.blogspot.com/2011/10/grup-proses-manajemen-proyek.html

Saturday, November 1, 2014

Maslow’s Hierarchy of needds

Maslow’s Hierarchy of needds

Konsep hierarki kebutuhan dasar ini bermula ketika Maslow melakukan observasi terhadap perilaku monyet.Berdasarkan pengamatannya, didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya jika individu merasa haus, maka individu akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Individu dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu. Tetapi tanpa air, individu hanya dapat hidup selama beberapa hari saja karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan.
Kebutuhan-kebutuhan ini sering disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan dasar yang digambarkan sebagai sebuah hierarki atau tangga yang menggambarkan tingkat kebutuhan. Terdapat lima tingkat kebutuhan dasar, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Jika pada tingkat tertinggi tetapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, maka individu dapat kembali pada tingkat kebutuhan yang sebelumnya. Menurut Maslow, pemuasan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan mansuia karena berbagai kekurangan yang ada. Sedangkan motivasi pertumbuhan didasarkan atas kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang.[4] Kapasitas tersebut merupakaan pembawaan dari setiap manusia.

Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yaknik kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan oksigen. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang sungguh-sungguh lapar tidak akan terlalu peduli dengan rasa, bau, temperatur ataupun tekstur makanan.

Kebutuhan fisiologis berbeda dari kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satu-satunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemeuhan terhadap kebutuhan tersebut tanpa harus mencari-carinya lagi.
Kebutuhan Akan Rasa Aman
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan rasa aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
Kebutuhan Akan Rasa Memiliki Dan Kasih Sayang
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahan-kesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
Kebutuhan Akan Penghargaan
Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan akan penghargaan. Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan. Sekali manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk memasuki gerbang aktualisasi diri, kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow.

Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhan-kebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa mencapai aktualisasi diri.


Temuan Herzberg mengungkapkan bahwa karakteristik tertentu dari pekerjaan secara konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja, sedangkan faktor yang berbeda terkait dengan ketidakpuasan kerja. Ini adalah:
Faktor Faktor Kepuasan
Faktor Faktor Ketidakpuasan
prestasi

pengakuan

Pekerjaan itu sendiri

tanggung jawab

kemajuan

pertumbuhan
kebijakan perusahaan

pengawasan

Hubungan dengan atasan dan rekan-rekan

kondisi kerja

gaji

status

keamanan

Kesimpulan ia menarik adalah bahwa kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja tidak bertentangan.
Kebalikan dari Kepuasan adalah tidak Kepuasan.
Kebalikan dari Ketidakpuasan adalah tidak Ketidakpuasan.
Menanggulangi penyebab ketidakpuasan tidak akan menciptakan kepuasan. Demikian juga dengan menambahkan faktor-faktor kepuasan kerja menghilangkan ketidakpuasan kerja. Jika Anda memiliki lingkungan kerja yang bermusuhan, memberi seseorang promosi tidak akan membuat dia puas. Jika Anda menciptakan lingkungan kerja yang sehat tetapi tidak memberikan anggota tim Anda dengan salah satu faktor kepuasan, pekerjaan yang mereka lakukan akan tetap tidak memuaskan.

Menurut Herzberg, faktor yang menyebabkan kepuasan kerja adalah "terpisah dan berbeda dari orang-orang yang menyebabkan ketidakpuasan kerja." Oleh karena itu, jika Anda mengatur tentang menghilangkan faktor pekerjaan tidak memuaskan Anda dapat membuat perdamaian, tetapi belum tentu meningkatkan kinerja. Ini placates tenaga kerja Anda bukan benar-benar memotivasi mereka untuk meningkatkan kinerja.
Karakteristik yang terkait dengan ketidakpuasan kerja disebut faktor higienis. Ketika ini telah ditangani secara memadai, orang tidak akan puas dan tidak akan mereka puas. Jika Anda ingin memotivasi tim Anda, maka Anda harus fokus pada faktor-faktor kepuasan seperti prestasi, pengakuan, dan tanggung jawab.
Catatan:
Meskipun penerimaan luas, teori Herzberg memiliki pengkritiknya. Ada yang bilang metodologinya tidak membahas gagasan bahwa ketika hal-hal berjalan dengan baik orang cenderung melihat hal-hal yang mereka nikmati tentang pekerjaan mereka. Ketika segala sesuatu berjalan buruk, namun, mereka cenderung menyalahkan faktor eksternal.
Kritik lain yang umum adalah kenyataan bahwa teori berasumsi korelasi kuat antara kepuasan kerja dan produktivitas. Metodologi Herzberg tidak membahas hubungan ini, oleh karena itu asumsi ini harus benar untuk temuannya memiliki relevansi praktis.
Untuk menerapkan teori, Anda perlu untuk mengadopsi proses dua tahap untuk memotivasi orang. Pertama, Anda perlu menghilangkan ketidakpuasan mereka alami dan, kedua, Anda perlu membantu mereka menemukan kepuasan.
Langkah Pertama: Menghilangkan Ketidakpuasan Kerja
Herzberg disebut penyebab ketidakpuasan "faktor higienis". Untuk menyingkirkan mereka, Anda perlu untuk:
  • Perbaiki kebijakan perusahaan yang buruk dan obstruktif.
  • Memberikan pengawasan yang efektif, mendukung dan non-intrusif.
  • Membuat dan mendukung budaya hormat dan bermartabat bagi semua anggota tim.
  • Pastikan bahwa upah kompetitif.
  • Membangun status pekerjaan dengan menyediakan pekerjaan yang berarti untuk semua posisi.
  • Memberikan keamanan kerja.
Semua tindakan ini membantu Anda menghilangkan ketidakpuasan kerja dalam organisasi Anda. Dan tidak ada gunanya mencoba untuk memotivasi orang sampai isu-isu ini keluar dari jalan!
Anda tidak bisa berhenti di sana, meskipun. Ingat, hanya karena seseorang tidak puas, itu tidak berarti dia puas baik! Sekarang Anda harus mengalihkan perhatian Anda untuk membangun kepuasan kerja.
Langkah Kedua: Buat Kondisi Kepuasan Kerja
Untuk menciptakan kepuasan, Herzberg mengatakan Anda perlu untuk mengatasi faktor-faktor motivasi yang berhubungan dengan pekerjaan. Dia menyebut ini "pekerjaan pengayaan". Premis adalah bahwa setiap pekerjaan harus diperiksa untuk menentukan bagaimana hal itu bisa dibuat lebih baik dan lebih memuaskan untuk orang yang melakukan pekerjaan. Hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:
  • Memberikan kesempatan untuk berprestasi.
  • Menyadari kontribusi pekerja.
  • Menciptakan karya yang bermanfaat dan yang sesuai dengan keterampilan dan kemampuan pekerja.
  • Memberikan banyak tanggung jawab untuk masing-masing anggota tim mungkin.
  • Memberikan kesempatan untuk maju dalam perusahaan melalui promosi internal.
  • Menawarkan pelatihan dan pengembangan kesempatan, sehingga orang dapat mengejar posisi yang mereka inginkan dalam perusahaan.
Tips 1:
Di sini kita mendekati subyek motivasi dalam cara yang sangat umum. Pada kenyataannya, Anda harus "stroke berbeda untuk orang yang berbeda" - dengan kata lain, orang yang berbeda akan melihat isu-isu yang berbeda, dan akan termotivasi oleh hal yang berbeda. Pastikan Anda berbicara dengan orang-orang Anda secara teratur atas dasar satu-ke-satu untuk mencari tahu apa yang penting bagi mereka.
Tips 2:
Teori ini sebagian besar bertanggung jawab untuk praktek memungkinkan orang tanggung jawab lebih besar untuk perencanaan dan pengendalian pekerjaan mereka, sebagai cara untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang ini, lihat artikel Pikiran Tools pada pengayaan pekerjaan.
kunci
Hubungan antara motivasi dan kepuasan kerja tidak terlalu rumit. Masalahnya adalah bahwa banyak pengusaha melihat faktor higienis sebagai cara untuk memotivasi padahal sebenarnya, di luar jangka sangat pendek, mereka melakukan sangat sedikit untuk memotivasi.
Mungkin manajer ingin menggunakan pendekatan ini karena mereka berpikir orang lebih termotivasi finansial dari, mungkin, mereka, atau mungkin itu hanya membutuhkan upaya manajemen kurang untuk menaikkan upah daripada yang dilakukannya untuk mengevaluasi kembali kebijakan perusahaan, dan pekerjaan desain ulang untuk kepuasan maksimal.
Bila Anda sedang mencari untuk memotivasi orang, pertama menyingkirkan hal-hal yang mengganggu mereka tentang perusahaan dan tempat kerja. Pastikan mereka diperlakukan dengan adil, dan dengan hormat.
Setelah Anda melakukan ini, mencari cara di mana Anda dapat membantu orang tumbuh dalam pekerjaan mereka, memberi mereka kesempatan untuk berprestasi, dan memuji prestasi mana pun Anda menemukannya.
Mcclelland Acquired Needs Theory
David McClelland mengusulkan bahwa kebutuhan khusus individu diperoleh dari waktu ke waktu dan dibentuk oleh pengalaman hidup seseorang. Sebagian besar kebutuhan ini dapat digolongkan sebagai baik prestasi, afiliasi, atau kekuasaan. Motivasi seseorang dan efektivitas dalam fungsi pekerjaan tertentu dipengaruhi oleh tiga kebutuhan. Teori McClelland kadang-kadang disebut sebagai teori membutuhkan tiga atau sebagai teori kebutuhan yang dipelajari.
Achievement Prestasi
Orang dengan kebutuhan tinggi untuk berprestasi (nach) berusaha untuk unggul dan dengan demikian cenderung menghindari situasi baik berisiko rendah dan berisiko tinggi. Berprestasi menghindari situasi berisiko rendah karena keberhasilan mudah dicapai bukanlah pencapaian yang asli. Dalam proyek-proyek berisiko tinggi, berprestasi melihat hasilnya sebagai salah satu kebetulan daripada upaya sendiri. Nach individu tinggi lebih memilih pekerjaan yang memiliki probabilitas keberhasilan sedang, idealnya peluang 50%. Berprestasi membutuhkan umpan balik secara teratur untuk memantau kemajuan prestasi mereka. Mereka lebih baik bekerja sendiri atau dengan berprestasi tinggi lainnya.
Affiliation Afiliasi
Mereka dengan kebutuhan tinggi untuk afiliasi (naff) membutuhkan hubungan yang harmonis dengan orang lain dan perlu untuk merasa diterima oleh orang lain. Mereka cenderung untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok kerja mereka. Tinggi naff individu lebih memilih pekerjaan yang memberikan interaksi pribadi yang signifikan.Mereka melakukan dengan baik dalam pelayanan pelanggan dan situasi interaksi klien.
Power Kekuasaan
Perlu seseorang untuk daya (nPow) dapat menjadi salah satu dari dua jenis - pribadi dan kelembagaan. Mereka yang membutuhkan kekuatan pribadi ingin mengarahkan orang lain, dan kebutuhan ini sering dianggap sebagai tidak diinginkan.Orang yang membutuhkan daya institusional (juga dikenal sebagai kekuatan sosial) ingin mengatur usaha orang lain untuk memajukan tujuan organisasi. Manajer dengan kebutuhan tinggi untuk daya kelembagaan cenderung lebih efektif dibandingkan dengan kebutuhan tinggi untuk kekuatan pribadi.
Thematic Apperception Test Tematik Uji Apperception
McClelland digunakan Test Thematic Apperception (TAT) sebagai alat untuk mengukur kebutuhan individual orang yang berbeda. TAT adalah tes imajinasi yang menyajikan subjek dengan serangkaian gambar ambigu, dan subjek diminta untuk mengembangkan cerita spontan untuk setiap gambar.Asumsinya adalah bahwa subjek akan memproyeksikan kebutuhan sendiri ke dalam cerita.
Psikolog telah mengembangkan teknik scoring cukup handal untuk Test Thematic Apperception. Tes ini menentukan skor individu untuk setiap kebutuhan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan. Skor ini dapat digunakan untuk menunjukkan jenis pekerjaan untuk mana orang tersebut mungkin cocok.
Implications for Management Implikasi bagi Manajemen
Orang dengan kebutuhan yang berbeda termotivasi berbeda.
  • Kebutuhan tinggi untuk berprestasi - berprestasi tinggi harus diberikan dengan tujuan proyek yang menantang terjangkau. Mereka harus memberikan umpan balik sering.Sementara uang bukanlah suatu motivator yang penting, adalah bentuk umpan balik yang efektif.
  • Kebutuhan afiliasi yang tinggi - Karyawan dengan afiliasi tinggi perlu melakukan yang terbaik dalam lingkungan koperasi.
  • Tinggi perlu untuk kekuasaan - Manajemen harus menyediakan pencari kekuasaan kesempatan untuk mengelola orang lain.
Mc gregor's theory x dan y
Teori X dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang dicipta dan dibangunkan oleh Douglas McGregor di Sekolah Pengurusan MIT Sloan pada 1960-an, yang telah digunakan bagi pengurusan sumber manusia, tingkah laku organisasi, komunikasi organisasi dan pembangunan organisasi. Ia menggambarkan dua model bertentangan mengenai motivasi tenaga kerja. Teori ini mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep pengurusan berpenyertaan. Teori X dan Teori Y ialah teori motivasi manusia yang dicipta dan dibangunkan oleh Douglas McGregor di Sekolah Pengurusan MIT Sloan pada 1960-an, yang telah digunakan bagi pengurusan sumber manusia, tingkah laku organisasi, komunikasi organisasi dan pembangunan organisasi. Ia menggambarkan dua model bertentangan mengenai motivasi tenaga kerja. Teori ini mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep pengurusan berpenyertaan.
Konsep ini terkenal dengan menggunakan anggapan-anggapan sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan melalui kuasa dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik. Sebagai contoh, karyawan yang memiliki jenis teori X adalah karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah, sebaliknya karyawan yang memiliki jenis teori Y akan bekerja dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya. Jenis Y ini adalah jenis yang sudah menyedari tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.
Teori X dan Teori Y mempunyai kaitan dengan persepsi pengurus ke atas pekerja mereka, bukan mengenai cara mereka biasanya bertindak. Ia adalah sikap dan bukannya ciri-ciri .
Teori perilaku ialah teori yang menjelaskan bahawa suatu perilaku tertentu dapat membezakan pemimpin dan bukan pemimpin pada setiap manusia. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para pengurus / pemimpin organisasi syarikat memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan iaitu teori x atau teori y.
TEORY X
Teori ini menyatakan bahawa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki cita-cita yang kecil untuk mencapai tujuan syarikat namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan syarikat.
TEORY Y
Teori ini memiliki anggapan bahawa kerja adalah kudrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat kerana mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan syarikat. Pekerja memiliki kemampuan kreatif, imaginasi, kepandaian serta memahami tanggungjawab dan prestasi atas pencapaian tujuan bekerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Thamhain and Wilemon’s Ways to Have Influence on Projects

  1. Authority : Hak hirarki sah untuk masalah perintah.
  2. Tugas : Kemampuan manajer proyek dianggap untuk mempengaruhi tugas seorang pekerja.
  3. Anggaran : Kemampuan manajer proyek untuk otorisasi penggunaan lain dana discretionary.
  4. Promosi : Kemampuan untuk meningkatkan posisi pekerja.
  5. Uang : Kemampuan untuk kenaikan gaji pekerja dan keuntungan.
  6. Hukuman : Kemampuan manajer proyek menyebabkan hukuman.
  7. Tantangan Kerja : Kemampuan untuk menetapkan pekerjaan yang mengkapitalisasi pada kenikmatan seorang pekerja melakukan tugas tertentu.
  8. Keahlian : Manajer proyek menganggap pengetahuan khusus orang lain dianggap penting
  9. Persahabatan : Kemampuan untuk membangun hubungan pribadi yang ramah antara manajer proyek.


Cara Mempengaruhi yang dapat Membantu dan Memperburuk Proyek
Proyek lebih mungkin untuk berhasil ketika manajer proyek mempengaruhi orang menggunakan:
  • Keahlian
  • Tantangan Pekerjaan

Proyek lebih mungkin untuk gagal ketika manajer proyek terlalu bergantung pada:
  • Kewenangan
  • Uang
  • Hukuman

Power
·        Power adalah kemampuan potensial untuk mempengaruhi perilaku untuk mendapatkan orang untuk melakukan hal-hal yang tidak biasa.
·         Jenis power meliputi:
  • Coercive power
  • Legitimate power
  • Expert power
  • Reward power
  • Referent power




Improving Effectiveness - Covey’s 7 Habits
7 kebiasaan Covey's untuk meningkatkan efektifitas proyek :
  • Jadilah proaktif
  • Mulailah dengan akhir dalam pikiran
  • Masukan hal pertama yang pertama
  • Pikirkan menang / menang
  • Carilah pertama untuk memahami, maka harus dipahami
  • bersinergi
  • Mengasah melihat

Memperbaiki hubungan antara Users dan Developers
  • Manajer proyek yang baik adalah pendengar empatik, yang berarti mereka mendengarkan dengan maksud untuk memahami.
  • Sebelum Anda dapat berkomunikasi dengan orang lain, Anda harus memiliki hubungan baik, yang merupakan hubungan harmonis, kesesuaian, kesepakatan, atau afinitas.
  • Mirroring adalah pencocokan perilaku tertentu dari orang lain, dan merupakan teknik yang digunakan untuk membantu menjalin hubungan.
  • IT profesional perlu mengembangkan empati dan mendengarkan orang lain keterampilan untuk meningkatkan hubungan dengan pengguna dan stakeholder lainnya.


Organizational Planning, Work Definition and Assignment Planning

Melibatkan identifikasi dan dokumentasi peran proyek,tanggung jawab,dan pelaporan hubungan. Output meliputi : -Bagan organisasi proyek
  • Rencana manajemen staffing
  • Matriks tugas tanggung jawab
  • Resource histogram

Work definition and assigment process
Staff Acquiring, Resource Loading, Resource Leveling and Developing The Project Team
  Staff Acquisition

  • Mendapatkan orang yang memenuhi syarat untuk tim sangat penting.
  • Manajer proyek adalah orang cerdas di tim yang telah melakukan pekerjaan yang buruk merekrut.
  • Rencana staffing dan prosedur perekrutan yang baik adalah penting, seperti insentif untuk merekrut dan retensi.
  • Beberapa perusahaan memberikan karyawan mereka satu dolar untuk setiap jam yang orang baru yang mereka membantu mempekerjakan bekerja.
  • Beberapa organisasi memungkinkan orang untuk bekerja dari rumah sebagai insentif.

Resource Loading
  • Sumber daya pemuatan mengacu pada jumlah sumber daya individu jadwal yang ada membutuhkan selama periode waktu tertentu
  • Membantu manajer proyek mengembangkan pemahaman umum tentang tuntutan proyek akan membuat sumber daya organisasi dan jadwal orang individu
  • Overalokasi berarti bahwa sumber daya lebih dari yang tersedia ditugaskan untuk melakukan pekerjaan pada waktu tertentu
Resource Leveling
  • Resource leveling is a technique for resolving resource conflicts by delaying tasks
  • The main purpose of resource leveling is to create a smoother distribution of resource usage and reduce overallocation
Developing the Project Team
  • Tujuan utama dari pengembangan tim adalah untuk membantu orang bekerja bersama lebih efektif untuk meningkatkan kinerja proyek
  • Dibutuhkan kerja sama tim untuk berhasil menyelesaikan sebagian besar proyek
Meyers-Briggs Type Indicator (MBTI)
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah tes kepribadian menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif] atau intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai. Instrumen ini adalah instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan. MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan angkatan bersenjata AS. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan (dikotomis). Walaupun berlawanan sebetulnya kita memiliki semuanya, hanya saja kita lebih cenderung / nyaman pada salah satu arah tertentu. Masing-masing ada sisi positifnya tapi ada pula sisi negatifnya. Nah, seperti itu pula dalam skala kecenderungan MBTI. Berikut empat skala kecenderungan MBTI:
  1. Extrovert (E) vs. Introvert (I).
  2. Sensing (S) vs. Intuition (N).
  3. Thinking (T) vs. Feeling (F).
  4. Judging (J) vs. Perceiving (P).








Daftra Pustaka